Sentul-OX. Jika Di race pertama kelas Underbone 110 dan Underbone 125 diborong oleh Galang Hendra, maka di race kedua justru dirampas oleh Reza Dhanica. Pembalap tim Yamaha Yamalube KYT IRC Trijaya memborong dua piala juara pertama di Kejuaraan Nasional Balap Motor seri 2 di sirkuit Karting, Sentul, Minggu sore (23/8).
Kekalahan di race pertama membuat Haris Sakti Wibowo putar otak. Mekanik yang akrab disapa Mlethis ini meracik ulang gigi rasio yang lebih close. Maklum, karakter Sentul dipenuhi dengan tikungan. Trek lurusnya tak lebih dari 400 meter. Makanya, perpindahan gigi kudu cepat. Berapa racikan rasionya,”Masih rahasia. Besok baru saya buka,” kekeh Mlethies.
Tak hanya itu, makin siang cuaca Sentul makin panas. Tak seperti di race pertama yang cenderung dingin. Makanya, dilakukan remapping pada ECU untuk menghasilkan campuran bahan bakar dan udara yang pas dan sesuai dengan karakter bukaas gas Reza.
“Throttle Bodi pun diganti dengan menggunakan merek SND. Lebih besar, sehingga pasokan bahan bakar lebih kaya,” ujar mekanik yang masih betah melajang ini. Benar. Udara panas, berpengaruh pada kinerja mesin. Memberikan campuran bahan bakar yang lebih kaya, membuat mesin lebih adem dan aman dipacu.
Di era awal balap mesin 4-tak yang menggunakan karburator, mekanik banyak mengganti pilot dan main jet dengan ukuran lebih besar untuk mendapatkan campuran bahan bakar yang lebih kaya. Maksudnya, lebih boros. “Nah, di era injeksi langkahnya dengan remapping ECU dan ganti throttle bodi,” tegas mekanik asal Jogja ini.
Pola ini digunakan untuk kedua pacuan Reza Dhanica baik di kelas Underbone 125 dan Underbone 110. Hasilnya, luar biasa. Reza berhasil menyabet juara di dua kelas ini.
“Prestasi ini sekaligus momentum kembalinya Trijaya sebagi tim juara. Setelah tahun lalu sempat paceklik podium,” canda Rudi Hadinata, pemilik tim yang mulai menggeluti bisnis helm ini .
Selamat ya Bro. www.otomotifxtra.com
Kekalahan di race pertama membuat Haris Sakti Wibowo putar otak. Mekanik yang akrab disapa Mlethis ini meracik ulang gigi rasio yang lebih close. Maklum, karakter Sentul dipenuhi dengan tikungan. Trek lurusnya tak lebih dari 400 meter. Makanya, perpindahan gigi kudu cepat. Berapa racikan rasionya,”Masih rahasia. Besok baru saya buka,” kekeh Mlethies.
Tak hanya itu, makin siang cuaca Sentul makin panas. Tak seperti di race pertama yang cenderung dingin. Makanya, dilakukan remapping pada ECU untuk menghasilkan campuran bahan bakar dan udara yang pas dan sesuai dengan karakter bukaas gas Reza.
“Throttle Bodi pun diganti dengan menggunakan merek SND. Lebih besar, sehingga pasokan bahan bakar lebih kaya,” ujar mekanik yang masih betah melajang ini. Benar. Udara panas, berpengaruh pada kinerja mesin. Memberikan campuran bahan bakar yang lebih kaya, membuat mesin lebih adem dan aman dipacu.
Di era awal balap mesin 4-tak yang menggunakan karburator, mekanik banyak mengganti pilot dan main jet dengan ukuran lebih besar untuk mendapatkan campuran bahan bakar yang lebih kaya. Maksudnya, lebih boros. “Nah, di era injeksi langkahnya dengan remapping ECU dan ganti throttle bodi,” tegas mekanik asal Jogja ini.
Pola ini digunakan untuk kedua pacuan Reza Dhanica baik di kelas Underbone 125 dan Underbone 110. Hasilnya, luar biasa. Reza berhasil menyabet juara di dua kelas ini.
“Prestasi ini sekaligus momentum kembalinya Trijaya sebagi tim juara. Setelah tahun lalu sempat paceklik podium,” canda Rudi Hadinata, pemilik tim yang mulai menggeluti bisnis helm ini .
Selamat ya Bro. www.otomotifxtra.com
Tag :
News
0 Komentar untuk "Reza Dhanica kawinkan juara kelas Underbone 125 dan 110"